Makna Bilangan Orang Jawa Saat Mau Bepergian

 

Makna Bilangan Orang Jawa Saat Mau Bepergian
Foto: Pixabay

Pernahkah Anda mendengar seseorang menunda perjalanan hanya karena "bilangannya kurang baik"? Tradisi ini masih banyak dipraktikkan, terutama oleh masyarakat Jawa yang memegang teguh warisan leluhur. Dalam budaya Jawa, bilangan atau perhitungan hari dan waktu menjadi salah satu panduan penting sebelum melakukan suatu kegiatan, termasuk bepergian. Jika Anda penasaran dengan makna di balik kebiasaan ini, situs seperti https://primbonjawa.id bisa menjadi rujukan untuk memahami filosofi serta hitungan-hitungan tradisional yang masih dipercaya hingga kini.


Sebelum membahas lebih dalam, penting untuk kita pahami bahwa kepercayaan terhadap bilangan dalam tradisi Jawa bukanlah bentuk takhayul semata. Ini adalah hasil pengamatan panjang para leluhur terhadap alam dan waktu, yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam kepercayaan Jawa, hari dan pasaran (Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing) memiliki nilai numerik tersendiri yang diyakini dapat memengaruhi keberuntungan atau kemalangan dalam suatu perjalanan.


Apa Itu Bilangan dalam Konteks Jawa?

Secara sederhana, bilangan dalam tradisi Jawa merujuk pada perpaduan antara hari dalam seminggu (Senin sampai Minggu) dengan lima pasaran Jawa. Setiap kombinasi hari dan pasaran memiliki nilai tertentu yang dikenal sebagai neptu. Nilai-nilai neptu ini kemudian dijumlahkan untuk mengetahui apakah waktu tersebut cocok atau tidak untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk bepergian.


Sebagai contoh, hari Senin memiliki nilai 4 dan pasaran Pon memiliki nilai 7. Maka, jika seseorang ingin bepergian pada hari Senin Pon, maka neptunya adalah 4 + 7 = 11. Nilai ini akan dibandingkan dengan neptu kelahiran atau aktivitas tertentu untuk melihat kecocokan.


Mengapa Orang Jawa Memperhatikan Bilangan Sebelum Bepergian?

Makna Bilangan Orang Jawa Saat Mau Bepergian
Foto: Pixabay


Tradisi ini berakar dari keyakinan bahwa setiap orang memiliki "irama waktu" yang selaras dengan alam. Jika seseorang bepergian pada waktu yang tidak sesuai, maka bisa jadi perjalanan tersebut tidak lancar, menghadapi rintangan, atau bahkan membawa dampak buruk bagi si pelaku perjalanan.


Bagi sebagian orang, bilangan menjadi bagian dari ikhtiar. Mereka percaya bahwa memilih hari dan pasaran yang sesuai akan mendatangkan keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan. Misalnya, sebelum berangkat ke luar kota, seseorang bisa bertanya kepada orang tua, dukun, atau menggunakan buku atau situs primbon untuk memastikan bahwa waktunya tepat untuk bepergian ke luar kota.


Perhitungan Bilangan Populer dalam Tradisi Bepergian

Beberapa konsep yang sering digunakan dalam perhitungan bilangan bepergian antara lain:


Hari Baik dan Hari Buruk

Tidak semua hari dianggap baik untuk bepergian. Ada istilah seperti "Rebo Wekasan", yang diyakini sebagai hari sial, atau "Jumat Kliwon" yang memiliki energi spiritual kuat. Meski tidak semua orang mempercayainya, bagi sebagian masyarakat, hari-hari ini dihindari untuk aktivitas penting seperti bepergian jauh.


Weton Kelahiran

Weton adalah kombinasi hari dan pasaran kelahiran seseorang. Dalam perhitungan bepergian, weton sering digunakan sebagai referensi untuk mencocokkan hari perjalanan agar tidak berbenturan dengan sifat atau watak bawaan si individu.


Neptu Bertemu Neptu

Dalam tradisi Jawa, ada konsep di mana neptu hari perjalanan harus "bertemu baik" dengan neptu hari kelahiran. Jika tidak cocok, bisa berpotensi menimbulkan sial atau gangguan dalam perjalanan.


Relevansi di Era Modern

Di tengah kemajuan teknologi dan kehidupan serba cepat, tradisi ini mungkin terdengar kuno. Namun menariknya, tidak sedikit masyarakat modern yang tetap menghormati atau sekadar "jaga-jaga" dengan mengikuti perhitungan bilangan sebelum bepergian. Ada juga yang mengombinasikan pengetahuan modern dengan kearifan lokal ini sebagai bentuk rasa hormat pada tradisi dan leluhur.


Terlebih, tradisi ini bukan soal takut atau percaya buta, tapi lebih pada kearifan lokal yang mengajarkan kehati-hatian, ketepatan waktu, serta penghormatan terhadap ritme kehidupan alam.


Warisan yang Perlu Dikenal, Bukan Sekadar Diikuti

Mengetahui makna bilangan orang Jawa saat mau bepergian bukan hanya soal mempercayai atau tidak, tapi juga tentang mengenali warisan budaya yang kaya nilai dan filosofi. Dalam budaya Jawa, semua hal dianggap memiliki hubungan dengan alam dan semesta. Maka, perhitungan bilangan bukan semata soal keberuntungan, tetapi juga bentuk keharmonisan hidup.

Post a Comment

0 Comments