![]() |
Foto: Pixabay |
Pernah nggak sih, kamu tiba-tiba dapat email dari “bank” yang meminta kamu mengonfirmasi data pribadi? Atau ada pesan WhatsApp dari nomor asing yang katanya anggota keluargamu sedang dalam bahaya dan butuh uang segera? Kalau iya, hati-hati! Bisa jadi itu adalah salah satu modus kejahatan siber yang saat menjadi kasus harian tertinggi. dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber di Indonesia pada tahun 2022 meningkat sebesar 22% dibandingkan tahun sebelumnya.
Di era digital ini, kejahatan siber semakin canggih dan beragam. Banyak orang yang tanpa sadar menjadi korban karena kurangnya pemahaman atau kewaspadaan. Supaya kamu nggak jadi sasaran empuk, yuk kita bahas beberapa modus kejahatan siber yang paling umum dan cara mencegahnya!
![]() |
Foto: Pixabay |
1. Phishing: Email atau Pesan Tipu-Tipu
Pernah dapat email dari perusahaan terkenal yang meminta kamu memasukkan informasi login atau data pribadi? Ini namanya phishing. Pelaku berpura-pura sebagai pihak resmi untuk mencuri data sensitif seperti username, password, atau informasi kartu kredit.
Contoh Kasus
Kamu menerima email dari “Bank XYZ” yang mengklaim ada aktivitas mencurigakan di rekeningmu. Email itu menyertakan tautan yang mengarah ke halaman login palsu. Begitu kamu memasukkan username dan password, pelaku langsung mencuri datamu.
Cara Mencegah
- Jangan sembarang mengklik tautan dalam email yang mencurigakan.
- Periksa alamat email pengirim. Biasanya email palsu memiliki alamat yang sedikit berbeda dari yang asli.
- Selalu kunjungi situs resmi dengan mengetikkan alamatnya langsung di browser, bukan dari tautan dalam email.
2. Scam WhatsApp dan SMS
Modus ini sering kali menyasar korban dengan pesan yang mengandung ancaman atau iming-iming hadiah besar. Pelaku bisa berpura-pura sebagai kerabat yang sedang dalam keadaan darurat atau mengaku sebagai pihak bank yang meminta verifikasi data.
Contoh Kasus
Kamu mendapat pesan dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai saudara jauh yang kecelakaan dan butuh uang segera. Karena panik, kamu langsung mentransfer tanpa mengecek kebenarannya.
Cara Mencegah
- Jangan mudah percaya pada pesan mendadak yang meminta uang atau data pribadi.
- Hubungi langsung orang yang bersangkutan untuk memastikan informasi.
- Jika pesan berasal dari bank atau institusi lain, cek ke sumber resmi sebelum mengambil tindakan.
3. Malware dan Ransomware: Perangkat yang Dibajak
Malware (malicious software) adalah perangkat lunak berbahaya yang bisa mencuri data atau mengontrol perangkatmu tanpa izin. Salah satu jenis malware yang paling berbahaya adalah ransomware, yang bisa mengunci file penting di komputermu dan meminta tebusan untuk mengembalikannya.
Contoh Kasus
Seseorang mendownload aplikasi gratis dari sumber yang tidak terpercaya. Ternyata, aplikasi itu mengandung malware yang mencuri data pribadi dan mengirimkannya ke peretas.
Cara Mencegah
- Gunakan antivirus yang selalu diperbarui.
- Jangan sembarang mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya.
- Amankan data-data dengan cara membackup data penting secara rutin.
4. Carding: Belanja Pakai Kartu Kredit Orang Lain
Carding adalah tindakan mencuri informasi kartu kredit seseorang untuk digunakan dalam transaksi online. Data kartu biasanya dicuri melalui website yang tidak aman atau hasil dari serangan siber sebelumnya.
Contoh Kasus
Kamu pernah belanja online di situs yang tidak memiliki sistem keamanan memadai. Beberapa hari kemudian, ada transaksi mencurigakan di kartu kreditmu yang tidak pernah kamu lakukan.
Cara Mencegah
- Gunakan situs belanja yang memiliki sistem keamanan (lihat apakah ada ikon gembok di URL-nya).
- Jangan menyimpan informasi kartu kredit di sembarang situs.
- Aktifkan notifikasi transaksi agar bisa segera mendeteksi aktivitas mencurigakan.
5. Social Engineering: Memanipulasi Korban
Social engineering adalah teknik manipulasi psikologis yang digunakan untuk membuat seseorang memberikan informasi pribadi atau melakukan tindakan tertentu tanpa curiga. Pelaku bisa berpura-pura sebagai teman lama, petugas IT, atau bahkan atasan di tempat kerja.
Contoh Kasus
Seorang pegawai menerima telepon dari “departemen IT” yang meminta password login untuk memperbaiki sistem kantor. Tanpa curiga, pegawai tersebut memberikan informasi, dan peretas pun mendapatkan akses ke data perusahaan.
Cara Mencegah
- Jangan pernah membagikan informasi sensitif melalui telepon atau email.
- Verifikasi identitas orang yang menghubungimu sebelum memberikan informasi.
- Selalu gunakan autentikasi dua faktor untuk lapisan keamanan tambahan.
Waspada dan Bijak di Dunia Digital
Di dunia maya, ancaman bisa datang dari mana saja. Kejahatan siber semakin canggih, dan kita harus terus waspada. Jangan mudah percaya pada pesan atau email yang mencurigakan, selalu periksa kebenaran informasi, dan gunakan langkah-langkah keamanan yang tersedia.
Dengan sedikit kehati-hatian dan pengetahuan yang cukup, kita bisa menghindari jebakan para pelaku kejahatan siber. Ingat, di internet, lebih baik curiga daripada menyesal! Jadi, sudah siap lebih waspada?
0 Comments